Mahasiswa
oh mahasiswa, dirimu begitu luar biasa. Potensi yang kau punya adalah
keistimewaan-mu. Kau punya tenaga yang kuat alias masih energik sehingga mampu
untuk beraktifitas seharian. Kau punya daya ingat yang masih kuat, ya sebab
dirimu belum untuk memikirkan suami/istri, anak, tagihan listrik, air, dan
seabreg pengeluaran lainnya. Kau punya waktu luang yang banyak, dimana waktu mu
itu belum tersita untuk mengurusi dapur, sumur, kasur, jemur, tekukur (sejenis
burung yang banyak dipelihara para bapak).
Potensi
itulah yang akhirnya bisa membuat mahasiswa menjadi sosok yang istimewa. Ssok
yang dirindukan oleh umat. Seperti Muhammad Al Fatih sang penakluk
Konstantinopel yang selama ± 825 tahun tak tertaklukkan namun di tangannya kota
tersebut tertaklkkan. Sementara pada saat itu beliau masih berusia 21 tahun!
Luar biasa. Lalu ada juuga sosok mulia seperti seorang anak yatim, Imam Syafi’i
yang haus akan ilmu di usianya yang ke- 15 tahun ia merantau ke luar Mekkah
untuk menuntut ilmu, ketika ia masih berusia 9 tahun beliau telah menghafall
Quran. MasyaAllah, tak ketinggalan gadis cilik yang bernama Aisyah dan akhirnya
menjadi istri tercinta Rasulullah saw, di usia belia ia hafal 2.000 hadist
(kalau kita sudah hafal berapa hadist yah ?), ada juga ilmuan-ilmuan hebat
seperti Ibnu Firnas yang menemukan pesawat jauuuuh sebelum wright bersaudara,
Ibnu Sina bapak kedokteran yang ilmu serta bukunya sampai saat ini menjadi
rujukan dalam dunia kedokteran di DUNIA, Mariyam, wanita penemu astrolab, Al
Khawarizmi penemu angka nol dan teori aljabar. Itu saja ? Tentu tidak. Masih
banyak sekali pemuda-pemuda luar biasa yang memanfaatkan potensinya dengan
benar.
#ApaKunciSuksesMereka?
Selain
mereka hebat di bidang sains dan tekhnologi, ternyata mereka adalah orang yang dekat
dengan Allah, penghafal Al-Quran dan peduli (catet!). Waktu, tenaga,
fikiran, bahkan harta mereka jadikan untuk meraih kemuliaan dihadapan dan juga untuk
kontribusi kepada Islam. Subhanallah.
Namun
apa dikata, keberadaan remaja (mahasiswa) di zaman sekarang dengan zaman
tersebut bertolak belakang sekali, kondisinya memang sudah edan
se-edan-edannya. Bagaimana bisa ada remaja di Kab. Limapuluhkota, Sumbar yang
melakukan arisan seks ? dan karennanya, ada 3 siswa yang tidak ikut UN karna
hamil. Apalagi jika ada konser justin biibier atau artis-artis korea (maaf
namanya tidak disebut, karna penulis tidak pernah ngefans, hehe) waaah langsung
histeris sambil ekspresi yang cetar membahana, teriak-teriak sambil nangis pada
sang idola, pacaran yang berbagai macam gaya, mulai dari sebutan khusus, misal
mimi pipi, ayah bunda, mengukir nama pacar ditangan dengan silet, sampai
perbuatan seperti suami-istri, hingga muncul berbagai fenomena cabe-cabean,
tomat-tomatan, terong-terongan. Astagfirullah... Ingat hadist ini hayoo, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum,
maka ia termasuk golongan mereka”.
Kok
bisa ya ada remaja n mahasiswa yang luar biasa seperti Muhammad Al Fatih dan
kawan-kawannya, sementara disisi lain ada juga remaja yang rusaknya minta ampun
deh.mari kita merenung sejenak, ah kelamaan! langsung aja kita berfikir
(mahasiswa harus intelektual) kira-kira apa yang membuat remaja zaman dulu dan
sekarang itu berbeda ? padahal kalo ditanya agama mayoritas jawabannya sama,
Islam. Kitabnya sama ; Al-Quran. Nabi n Rasulnya sama ; Muhammad saw. Lantas
apa donk ? mmm (mikir)
#Solusi
Aha!!!
Aku tau jawabannya!! (ekspresinya ala film-film di TV tuh, mengacungkan
telunjuk lalu ada lampu nyala di dekat kepala). Dahulu itu sistem kehidupannya
itu dengan sistem Islam yang diterapkan secara sempurna, bahasa kerennya
kaaffah. Jadi, kenapa bisa ada remaja-remaja hebat seperti Muhammad Al-Fatih
dkk, ya karena mereka hidup di bawah aturan Islam yang diformalkan dimana biasa
disebut dengan daulah khilafah. Sementara sekarang kita tidak hidup di bawah
daulah khilafah melainkan hidup dibawah sistem kapitalisme (demokrasi-liberal)
yang mengusung kebebasan. Kebebasan berpendapat, kebebasan memiliki, kebebasan
berekspresi dan kebebasan beragama. Jadi akhirnya gini deh, menghasilkan remaja
dan mahasiswa yang kebablasan karena kebebasan itu tadi.
Sehingga
akan hanya menjadi mimpi siang bolong saja jika menginginkan remaja dan
mahasiswa yang berkuaitas tapi sistemnya masih pake sistem kapitalisme. Nah,
itu artinya kudu wajib kita hidup di bawah aturan Allah sebab #Remaja&MahasiswaMilikAllah.
Sobat,
kita sebagai Mahasiswa adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. So,
itu artinya lagi, ketika kita adalah milik Allah maka harus di atur dengan
aturan-Nya juga Islam. Karena Islam bukan hanya sebatas Agama ritual belaka,
tapi Islam merupakan Ideologi, yakni aqkidah aqliyah (akidah yang sampai dengan
proses berfikir) yang melahirkan peraturan. Segala hal ada di dalam Islam, mau
masalah apapun, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, politik, bahkan cinta
(naluri) ada dalam Islam. Tidak ada yang tidak ada hukumnya dalam Islam
(Catet lagi).
Dan
terbuktikan hasilnya, remaja yang diatur dalam Islam adalah remaja yang
berkualitas tinggi, dan sebaliknya. Karena #Remaja&MahasiswaMilikAllah,
yuk kita ambil bagian dalam kembali kepada Islam dan menjadikan Islam sebagai
the way of life. Tidak cukup pada diri saja melainkan sistem atau lingkungan
pun juga harus menggunakan aturan Islam secara keseluruhan dalam naungan daulah
khilafah (khilafah islamiyyah).[Waallahua’lambishawab].
EmoticonEmoticon