Kamis, 09 Februari 2017

Budaya Kekerasan di Dunia Pendidikan


Dunia pendidikan kita kembali dirundung duka. Belum usai penyelesaian atas kasus tewasnya tiga orang mahasiswa UII Yogyakarta pada Diksar Mapala 14-20 Januari 2017 lalu, yang terbaru seorang mahasiswi di Kota Bandung dianiaya oleh teman-temannya sendiri. Penganiayaan merupakan buntut dari saling bully antara korban dan pelaku di media sosial. Pelaku yang tidak terima dibully, lalu menganiaya korban.

"Saling bully di medsos awalnya, jadi yang memulai bully itu korban kepada pelaku. Pelaku tidak terima dibully," kata Kanit Reskrim Polsek Buahbatu, Iptu Sarjana saat dikonfirmasi, Sabtu (28/1/2017) malam.

Sarjana menuturkan, pelaku memancing korban untuk menghampirinya di Metro Suites Apartemen di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (24/1) karena tak terima karena dibully. Pelaku kepada korban berpura-pura sedang dipukuli orang lain.

Akibat penganiayaan tersebut, korban melaporkan para pelaku ke polisi pada Rabu (25/1). Selang beberapa jam setelah dilaporkan, keempat pelaku berhasil ditangkap di tempat berbeda.


Polisi berhasil mengamankan dua orang pelaku di Metro Suite Apartemen dan dua orang lainnya di wilayah Ciganitri, Kota Bandung."Pelaku itu M (20), R (21), R (17), I (17). Mereka ada yang kami titipkan di Lapas anak dan ruang tahanan di Polrestabes Bandung," imbuh Sarjana. (detik.com, 29/1/2017)

Sebenarnya, kekerasan di dunia pendidikan tidak hanya sekali ini terjadi melainkan berulang kali. Bisa dikatakan saat ini di negara kita sedang mengalami krisis dunia pendidikan. Pemerintah berusaha untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan perencanaan penghapusan kekerasan pada dunia pendidikan dengan melibatkan pihak pendidik atau sekolah dengan mengawal para siswa untuk tidak melakukan kekerasan yaitu melakukan penyuluhan dan pelarangan siswa menggunakan gadget karena banyak para pelajar menggunakan media sosial untuk membuat grup kekerasan seperti @01gbg dan juga @basisstrong wanita yang sengaja mengajak temannya untuk menantang sekolah lain yang akan diserang.

Tetapi solusi yang diberikan pemerintah tersebut tidak membuahkan hasil. Mala kekerasan di dunia pendidikan semakin bertambah banyak dan berlangsung terus-menerus. Karena pada dasarnya saat ini negara kita masih menggunakan sistem Demokrasi yang menganut beberapa kebebasan salah satunya kebebasan bertingkah laku. Sehingga bertambah  pulalah kekerasan dan kejahatan baik oleh siswa maupun oleh masyarakat umum. Sehingga tindakan kriminal yang lainpun bertambah merajalela.

Solusi untuk semua problematika kekerasan tersebut hanya dengan menerapkan sistem yang sesuai dengan fitrah manusia dan juga dapat menyelesaikan semua permasalahan manusia dengan tuntas yaitu dengan menerapkan sistem Islam. Karena hanya dengan Islamlah kita akan terbebas dari segala persoalan.

Wallahu ‘alam bi as-showab 


EmoticonEmoticon